Hari-hari dilalui tanpa pernah dihitung waktu,
semalam disesali kerana impian gagal dipenuhi,
hari esok dikejar separuh mati, agar tak kempunan diri,
namun hari ini dibiar sepi,
dibiar berlalu bersama ditiup angin,
lupa apa impian hari esok, hadir hari ini,
setelah diimpi hari semalam,
lupa dalam kelekaan,
kerana kesibukan dunia yang gila,
menerjah jasad kita bak serigala,
memuas nafsunya dengan kudrah yang ada,
sehingga hari ini berlalu seperti biasa.
Lalu,
pernah kejayaan itu dimiliki?
saat kita bermimpi hari semalam,
peluang itu datang hari ini,
namun dibiar pergi menjadi kenangan,
menanti pula hari esok yang belum pasti datang.
Itulah hidup,
habis satu, satu yang lain datang,
belum sempat mengecap kejayaan hari ini,
dikejar pula impian esok hari,
akhirnya aku bertanya diri,
SAMPAI BILA HARUS MENGEJAR IMPIAN YANG DIPATRI SEMALAM?
SAMPAI BILA HARUS MENANTI IMPIAN HARI ESOK YANG BELUM PASTI DATANG?
SAMPAI BILA HARUS MEMBIAR HARI INI TERLEPAS SEBAGAI PELUANG?
Kita,
merindu hari semalam,
menghitung2 hari hadapan,
tapi buta manilai saat sekarang,
saat mata masih melihat keindahan,
saat hidung masih menghidu wangian,
saat lidah masih merasa kemanisan,
saat telinga masih mendengar burung berkicauan,
saat jemari masih rapat saat bersalaman,
saat kaki masih kuat untuk meneruskan perjalanan,
saat bibir masih mampu mengukir senyuman,
SAAT HATI MASIH MAMPU MENERIMA KEIMANAN,
SAAT SEKARANG DILUPAKAN,
dibiar-biar keseorangan,
konon-konon esok masih punya peluang,
akhirnya sekarang menjadi semalam,
merindu agar kembali berulang.
HATI,
Mengapa masih kufur mensyukuri nikmat Tuhan,
mengapa masih berangan-angan masa hadapan,
'aku ingin belajar sampai sarjana kedoktoran,
agar manusia tak pandang aku anjing kurap di institusi pendidikan,
aku ingin jadi usahawan, agar aku kaya,menolong mereka yang kesempitan,
aku ingin jadi pemimpin masa hadapan, agar aku mampu menegakan kerajaan Islam,
aku ingin...ingin....ingin....'
Letih hati disogok-sogok dengan bermacam impian,
letih, takut seperti semalam,
dibiar tanpa jadikan kenyataan,
dan, saat sekarang dibiar tak bertujuan.
Mampukah impian murni itu dikecapi di masa hadapan?
atau tetap menjadi angan-angan kosong membingit otak memikirkan?
Andai...
andai...
andai...
Hari ini belum lagi habis 7 jam mengulang kaji pelajaran,
hari ini belum lagi sedekah, menginfakan duit kepada yang memerlukan,
Hari ini belum lagi mencuci hati dengan ikhlas dan adil dalam persahabatan.
Andai hari ini juga seperti kekosongan semalam,
pasti hari esok kisah sama akan berulang.
Lalu..
usah diharap mengecap sarjana kedoktoran,
kononnya agar menjadi Muslim yang berpendidikan,
atau lupakan angan menjadi usahawan,
kononnya ingin menafkahkan kepada yang kesempitan,
atau lenyapkan impian membentuk kerajaan Islam,
konon-kononnya itulah impian semua ummat Islam...
Kalau hari ini tetap jua dibiar...dibiar...
berlalu tanpa tujuan,tanpa langkah jelas menggenggam impian,
tanpa usaha kecil mendidik jiwa mematangkan fikiran.
Dengan ulangkaji, infak, sedekah dan ikhlas dalam menjalin hubungan.
Mulalah saat ini menjahit benang2 impian hari esok,
kemaskan kembali jahitan yang longgar semalam,
agar hari ini kita...dengan jarum peniti yang halus itu,
mampu mencipta sebuah pakaian,
yang kemas dan cantik,
untuk dipakai pada hari yang dijanjikan.
*Saat ini dihadapanku tersergam indah rumah biru Tuhan,
disinari jingga mentari petang,
ditaburi langkah2 anak2 pejuang,
meliuk-liuk halus pokok palma,
mencipta bayang-bayang yang mengasyikan.
Damai...
Saat ini ku genggam kembali impian...
Sebentar lagi Tuhan memanggil jiwa pulang,
pulang untuk mencucikan jiwa,
dan mulakan langkah menuju kejayaan..
hayya 'alassolah..
hayya 'alalfalah!
Allahuakbar,
KasihNya tak pernah padam,
saat hati mula luluh menangisi iman yang tak sejati,
saat kaki seperti kaku melangkah tempat-tempat ilmu,
saat kepala sebentar cuma mencecahkan dahi menyujud ke bumi..
Sat semalam menekan-nekan agar ditangisi,
Saat itu dan apapun...
Dia masih..tanap jemu..
memanggil-manggil hamba ini..
Hayya 'alassolah...
Hayya'alalflaah....
Masihkah perlu menunggu lagi???
No comments:
Post a Comment